Posted by : Unknown Rabu, 07 November 2012


Anda penggemar teh? Seberapa seringkah anda mengkonsumsi teh setiap hari? Manfaat apa sajakah yang anda rasakan? Tahukah anda bahwa teh adalah faktor istimewa yang menjaga sel otak tetap sehat?
Secangkir teh baik untuk perkembangan otak karena memperlambat kerusakan sel dan menjaga daya ingat agar tetap tajam walaupun di usia lanjut. Sebuah penelitian di Singapura selama empat tahun oleh para ilmuwan tersebut telah membuktikan manfaat teh bagi perkembangan otak.
Setiap jenis teh akan menghasilkan manfaat yang sama. Banyak orang tidak menyadari besarnya manfaat teh untuk kesehatan tubuh kita. Teh itu murah, tidak beracun dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas secara teratur.
Para ilmuwan menemukan senyawa alami teh yang disebut catechin. Senyawa tersebut terbukti dapat melindungi sel-sel otak dari pembentukan protein yang merusak selama bertahun-tahun dan dapat tetap menjaga kemampuan kognitif otak.
Kafein dalam teh, berbeda dengan yang terdapat dalam kopi. Teh mengandung protein alami theanine, yang melawan efek samping dari kafein seperti peningkatan tekanan darah, sakit kepala dan kelelahan.
Kerusakan sel otak, disebabkan oleh kombinasi hilangnya sel saraf, pengaruh gen, stroke ringan, dan peningkatan kadar protein yang merusak, terkadang menggiring penderita pada dementia yaitu penyakit gangguan fungsi kognitif akibat kerusakan di otak karena faktor usia atau penyakit serius lainnya.
Para ilmuwan meneliti dan mempelajari kebiasaan minum teh dari 2.501 orang China yang berusia 55 tahun ke atas dari September 2003 hingga Desember 2005. Kesehatan pasien, jangka waktu pengamatan, bahasa yang digunakan dan kemampuan spatial para responden diamati. Kebiasaan minum teh mereka juga dimonitor.
Sekitar 38 persen tidak minum teh. Dua puluh sembilan persen minum hanya satu jenis teh dan sisanya minum aneka jenis teh. Dua pertiga dari para peminum teh menjaga nilainya dalam tes daya ingat dua tahun kemudian. Di antara para bukan peminum teh, 35 persen terlihat mengalami penurunan nilai rata-rata dua poin, yang menunjukkan data penurunan kognitif.
Teh merupakan salah satu faktor yang membuat sel-sel otak tetap aktif dan bertenaga. Namun, meminum teh tanpa didukung kebiasaan sehat lainnya, juga kurang bermanfaat. Anda juga harus mempunyai kebiasaan untuk hidup sehat. Makan makanan yang bergizi tinggi dan berolahraga secara teratur. (Dari berbagai sumber – Red)
Kopi Ringankan Penyakit Hati
Minum kopi secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit hati yang disebabkan konsumsi alkohol. Penelitian di AS menunjukkan, risiko pembentukan penyakit cirrhosis karena alkohol menurun hingga 22 persen untuk setiap cangkir kopi yang diminum setiap hari. Meskipun demikian, para ahli yang melaporkan temuannya dalam Archieves of Internal Medicine mengingatkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol adalah cara yang paling efektif mencegah kerusakan hati.
Proses Kerusakan Hati
Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati terinfeksi suatu penyakit (misalnya Hepatitis C), hati menjadi bengkak. Sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Keadaan ini dapat mengidentifikasi apakah hati sudah rusak atau belum. Bila konsentrasi enzim tersebut lebih tinggi dari normal, itu adalah tanda hati mulai rusak. Sewaktu penyakit hati berkembang, perubahan dan kerusakan hati meningkat.
Fibrosis dan Sirosis
Setelah membengkak, hati mencoba memperbaiki dengan membentuk bekasluk atau parut kecil. Parut ini disebut “fibrosis”, yang membuat hati lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyak parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut “sirosis”.
Kerusakan yang berulang, area besar hati yang rusak dapat menjadi permanen dan menjadi koreng. Darah tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak. Hati mulai menciut dan menjadi keras. Penyakit Hepatitis C kronis biasanya dapat menyebabkan sirosis sama seperti kelebihan mengkonsumsi minuman beralkohol.
Fungsi Hati Rusak dan Kanker Hati
Sewaktu sirosis bertambah parah, hati tidak dapat menyaring kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi “clotting factor” untuk menghentikan pendarahan. Cairan tubuh terbentuk pada abdomen dan kaki, pendarahan pada usus sering terjadi, dan biasanya fungsi mental menjadi lambat. Pada titik ini, transplantasi hati adalah pilihan satu-satunya.
Kerusakan sel hati diikuti dengan perubahan gen sel yang dapat berkembang menjadi kanker. Pasien Hepatitis C kronis memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita “hepatocellular carcinoma”, suatu tipe tumor hati.
Pencegahan Kerusakan Hati
Sirosis dapat dihentikan dan kadang kala dapat dicegah. Untuk pasien Hepatitis C kronis, sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hati dimana sirosi lebih buruk. Selain itu, jika anda penderita penyakit Hepatitis C hindari alkohol secara total. Juga jangan minum alkohol dengan acetaminophen (merupakan kandungan obat sakit kepala dan flu), karena bila dikonsumsi berbarengan dapat menyebabkan kondisi “hepatitis fulminant”, yang dapat menyebabkan fungsi hati rusak total. Minumlah kopi secara teratur setiap hari yang terbukti dapat menurunkan risiko penyakit hati yang disebabkan oleh alkohol.
Hubungan Hepatitis C dengan Penyakit Lain
HIV (penyebab AIDS) dan Hepatitis C memiliki beberapa kemiripan dan perbedaan yang penting. Keduanya adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit kronis. Beberapa faktor resiko seperti penggunaan obat injeksi dan transfusi darah sebelum tahun 1992 sering ditemukan kedua virus tersebut. Sekarang ini, hampir sepertiga penderita HIV, terutama yang terinfeksi dari transfusi dan jarum suntik, juga terinfeksi virus Hepatitis C.
Penderita yang terinfeksi virus Hepatitis C dan HIV, Hepatitis C kronisnya lebih cepat dibanding yang HIV-nya negatif. Diperkirakan sekitar 180 juta penduduk dunia terinfeksi hepatitis C atau sekitar 3 persen dari populasi. Sehingga infeksi Hepatitis C lebih banyak dibandingkan HIV.
Meskipun semua virus Hepatitis mempengaruhi hati, Hepatitis C berbeda dengan Hepatitis B dan Hepatitis A. Perbedaan besarnya adalah tidak ada vaksin untuk Hepatitis C. Virus Hepatitis B sering kali ditularkan melalui hubungan seksual. Hepatitis A, berbeda dengan Hepatitis B dan C tidak menyebabkan penyakit kronis.
Penderita Hemofilia memiliki resiko terinfeksi melalui darah lebih tinggi dibandingkan populasi lainnya karena mereka secara teratur menjalani transfusi darah dan menerima produk darah lainnya.
Pada tahun 1987, prosedur inaktivasi virus mulai diberlakukan di bank darah. Dengan prosedur ini telah dilakukan pemusnahan besar-besaran pada darah yang ada karena adanya virus Hepatitis C. Namun demikian penderita Hemofilia yang menerima produk darah sebelum tahun tersebut memiliki resiko tinggi terinfeksi Hepatitis C. (Dari berbagai sumber – Red)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Translate

share it

Like yah fren.... by : Xpress2 Smile U Don`t Cry....
Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Xpress2 - Axiolus.blogspot.com SMILE U DON`T cry....

Daftar Blog Saya

Sekolah terbaik Kuningan

Jadwal solat

Welcome

Spenda Kuningan CREW

Total Tayangan Halaman

Masih loading bro... sabar ya...
Widget by Blogger Bugis

Fb

Like Yah Fren....

Blogger news

!-- Top Commentators Cloud Start.-->
Get widget

Jam

Sms free

Jumlah Komentar

Widget Sumber : http://Axiolus.blogspot.com dan http://spectarius.blogspot.com Like yah... Smile U Don`t Cry...

Slide Show

Widget Slideshow

Warna Background

Cursor

Ada teks yang mengikuti kursor anda Jadikan blog ini blog Favorit anda Smile u don`t cry... Xprss2

Like

Like Yah Fren....
Powered By Blogger

Do not COPY

Maaf...... Halaman/blog ini tidak untuk di copy, maka anda tidak bisa klik kanan, Visit http://spectarius.blogspot.com Terimakasih....

Visitor

Diberdayakan oleh Blogger.

rainbow teks

Judul

Terdapat tulisan judul yang berubah, Apakah anda menginginkan nya? Kirim permintaan anda ke "http://spectarius.blogspot.com" Terimaksih....

Flag Country Visitor

Flag Counter

- Copyright © Xpress2 -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -